Mengembalikan jati diri bangsa mungkin hanya pepesan kosong yang dibiarkan berlalu beberapa saat yang lalu. Kemudian peristiwa Tari Pendet diklaim malaysia seakan mencabik-cabik harga diri bangsa Indonesia secara keseluruhan. bagaimana tidak, sesuatu yang jelas-jelas menjadi milik kita dan berada didalam "rumah" kita, tiba-tiba diklaim orang lain sebagai miliknya. Jadi apakah slogan mengembalikan jati diri bangsa hanya kalimat kosong tanpa makna?

... Matilah tanahku
Modarlah negriku
bangsaku rakyatku semuanya.
Miskinlah jiwanya
tidurlah badannya
untuk Indonesia miskin.

Sepenggal kalimat diatas adalah plesetan Lagu kebangsaan Indonesia Raya yang liriknya diubah dan diplesetkan oleh malaysia. Kok berani yah? Berani dong. Wong pemimpin kita aja cuma tenang-tenang menyaksikan bangsanya dihina dan diinjak-injak.

"Kita akan selesaikan masalah ini melalui meja perundingan."
"Kita sudah kirimkan nota keberatan."



Begitulah reaksi para pemimpin kita yang terhormat menanggapi kekurang jaran bangsa asing terhadap negeri kita tercinta ini. Kenapa? Kita lupa bahwa kita bangsa yang bermartabat, punya harga diri dan jati diri yang harus dipertahankan. Siapa yang selama ini menjadi biang teror bom di tanah air? Orang malaysia. Siapa yang selama ini menyiksa rakyat kita yang mencari sesuap nasi di malaysia? Orang malaysia. Siapa yang mencuri tanah kita, pulau kita? Malaysia. Kita tahu tapi kita hanya berpangku tangan menyaksikannya.

Setelah Tari Pendet apa lagi yang akan bangsa lain klaim dari Indonesia? Satu per satu tanah kita terjual, seni dan budaya kita dirampas, hak paten kita serahkan pada bangsa asing, apakah harga diri kita juga perlu dijual agar kita kembali ke zaman penjajahan? Beberapa puluh tahun yang lalu, bangsa Indonesia sangat disegani karena kita punya pemimpin yang berani dan berwibawa, tegas dan tak main-main. Tidak hanya menyerang sesamanya namun juga berani mengkritik bangsa yang menghina Indonesia. Kembalikan Jati diri bangsa kita yang dulu dihormati bangsa lain! Jangan biarkan bangsa ini diinjak-injak.

Semoga tulisan ini menjadi bahan renungan bagi kita bersama sebagai bangsa yang besar. Menjaga harga diri bangsa bukan hanya tugas para pemerintah saja. Kita pun harus turut berperan serta di dalamnya. Bagaimana mungkin kita berharap dihargai dan dihormati jika kita sendiri tidak bisa menghargai dan menghormati saudara kita sebangsa dan setanah air. Bagaimana mungkin kita berharap budaya kita tidak dirampas jika kita sendiri tidak perduli dengan kekayaan kita tersebut. Dan bagaimana mungkin kita berharap bangsa lain bangga kepada kita jika kita sendiri tidak bangga, kita rusak tanah kita, kita rusak hutan kita, kita sakiti sesama kita. Mari kita bersama-sama mengembalikan jati diri bangsa ini, yang menjunjung tinggi sikap toleransi bhineka tunggal ika.

Dirgahayu Republik Indonesia Ke 64.
Dukung bangsa Indonesia menjadi Bangsa yang berwibawa.